Modul Praktis Menulis Berita Pengabdian KKN
Dari Lapangan ke Halaman Berita: Panduan Praktis Menulis Berita KKN untuk babad.id
Tujuan Pembelajaran
- Membedakan Format Tulisan: Setelah menyelesaikan Bab 1, mahasiswa peserta KKN mampu membedakan antara naskah laporan KKN dan naskah berita populer dengan menyebutkan minimal tiga perbedaan utama (tujuan, audiens, dan gaya bahasa) secara tepat.
- Mengidentifikasi Unsur Berita: Diberikan sebuah studi kasus tentang kegiatan KKN, mahasiswa peserta KKN mampu menguraikan seluruh unsur berita dari studi kasus tersebut ke dalam format 5W+1H secara lengkap dan benar.
- Merancang Kerangka Berita: Berdasarkan sebuah ide program KKN, mahasiswa peserta KKN mampu merancang sebuah judul berita yang menarik dan satu paragraf teras berita (lead) yang sesuai dengan kaidah Piramida Terbalik.
- Menghasilkan Materi Pendukung: Dengan menggunakan kamera ponsel, mahasiswa peserta KKN mampu menghasilkan sebuah foto jurnalistik yang menunjukkan aksi/interaksi dan menuliskan caption-nya sesuai formula "Siapa-Apa-Di Mana-Kapan" dengan benar.
- Melakukan Swasunting dan Pengiriman: Setelah menyelesaikan draf naskah, mahasiswa peserta KKN mampu menerapkan checklist swasunting dan mengirimkan naskah serta lampiran foto ke formulir online sesuai format yang ditetapkan dalam modul secara tepat dan tanpa kesalahan.
Bab 1: Kisah Pengabdianmu Layak Dibaca Dunia
Kami di redaksi babad.id percaya bahwa setiap tetes keringat, setiap ide yang tercurah, dan setiap senyum warga yang merekah dari program Anda adalah sebuah kisah. Kisah yang terlalu berharga untuk berhenti hanya di buku laporan akhir. Bab ini akan membuka wawasan Anda tentang mengapa kisah pengabdian Anda layak dibaca oleh dunia.
1.1. Selamat Datang, Pahlawan Desa!
Halo, para pejuang KKN!
Kami ingin menyapa Anda, bukan sebagai mahasiswa, tetapi sebagai agen perubahan, sebagai pahlawan desa. Ya, Anda tidak salah baca. Di tengah hiruk pikuk berita besar yang sering kali negatif, kehadiran Anda di pelosok-pelosok negeri membawa energi positif yang luar biasa. Anda datang dengan gagasan segar, semangat muda, dan ketulusan untuk mengabdi.
Melalui program "Tantangan Menulis Cerita dari KKN", redaksi babad.id ingin memberikan panggung bagi kisah-kisah Anda. Kami ingin suara Anda didengar lebih luas. Kami ingin kerja nyata Anda tidak hanya menjadi kenangan pribadi, tetapi juga menjadi api yang menyulut inspirasi bagi ribuan pembaca lainnya di seluruh Indonesia.
Modul ini kami siapkan sebagai "teman seperjuangan" Anda. Ia akan memandu Anda, langkah demi langkah, untuk mengubah pengalaman berharga di lapangan menjadi sebuah naskah berita yang menarik, informatif, dan menggugah. Mari mulai perjalanan ini bersama!
1.2. Kenapa Kegiatan KKN Perlu Diberitakan?
Mungkin Anda bertanya, "Untuk apa repot-repot menulis berita? Bukankah yang penting programnya berjalan lancar?"
Tentu, kelancaran program adalah utama. Namun, mempublikasikan kegiatan Anda memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.
Bagi Masyarakat Luas: Kisah KKN Anda bisa menjadi sumber inspirasi. Program bank sampah di desa Anda bisa ditiru oleh desa lain. Pelatihan digital untuk UMKM yang Anda gagas bisa mendorong anak muda di kota lain untuk melakukan hal serupa. Berita Anda adalah sarana penyebaran ide-ide baik secara masif.
Bagi Kampus & Mahasiswa: Tulisan Anda adalah bentuk pertanggungjawaban publik yang elegan. Ia menunjukkan bahwa almamater Anda benar-benar hadir dan berkontribusi untuk masyarakat. Bagi Anda pribadi, tulisan yang terbit di media adalah rekam jejak digital dan portofolio yang sangat berharga. Bayangkan, saat melamar kerja nanti, Anda bisa menunjukkan tautan berita tentang program yang pernah Anda pimpin. Itu nilai tambah yang luar biasa!
Bagi babad.id dan Publik: Kami percaya jurnalisme tidak melulu soal politik dan konflik. Ada ribuan "jurnalisme kebaikan" yang tersebar di seluruh nusantara, dan Anda adalah salah satunya. Dengan memberitakan kegiatan Anda, kita bersama-sama mengisi ruang digital dengan narasi positif, solutif, dan membangun optimisme.
1.3. Membedakan Laporan KKN dan Berita KKN
Ini adalah poin paling krusial. Banyak mahasiswa terjebak menulis berita dengan gaya bahasa laporan akhir KKN. Hasilnya? Tulisan menjadi kaku, formal, dan tidak menarik bagi pembaca umum. Mari kita bedakan keduanya.
Lihat perbedaannya? Laporan KKN berbicara KEPADA dosen, sementara Berita KKN bercerita KEPADA dunia.
Setelah memahami perbedaan mendasar ini, Anda siap untuk melangkah ke bab berikutnya, di mana kita akan membedah anatomi berita dan mempelajari formula sakti 5W+1H. Selamat melanjutkan!
Bab 2: Anatomi Berita Pengabdian: Memahami Rumus Dasar
Jika di Bab 1 kita sudah sepakat bahwa kisah KKN Anda layak diberitakan, sekarang saatnya masuk ke "dapur redaksi". Di bab ini, kita akan membedah apa sebenarnya yang disebut berita dan resep dasar untuk menyusunnya. Jangan khawatir, ini tidak serumit menyusun landasan teori di skripsi Anda. Resep ini sangat praktis dan bisa langsung Anda gunakan.
Mari kita mulai dengan memahami anatomi atau kerangka dasar sebuah berita.
2.1. Apa Itu Berita? Unsur Wajib yang Harus Ada
Secara sederhana, berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa (event) atau gagasan (idea) yang memenuhi empat unsur utama:
Faktual (Factual): Berita harus berdasarkan kenyataan, bukan opini atau karangan. Semua yang Anda tulis harus bisa diverifikasi kebenarannya. Nama orang, lokasi, waktu, dan data harus akurat.
Aktual (Actual): Berita melaporkan sesuatu yang baru terjadi atau sedang hangat dibicarakan. Dalam konteks KKN, program yang baru saja Anda laksanakan kemarin atau minggu lalu adalah peristiwa yang aktual.
Penting (Important): Peristiwa tersebut memiliki dampak atau manfaat bagi banyak orang. Program pelatihan UMKM Anda penting karena bisa meningkatkan ekonomi puluhan keluarga. Program edukasi stunting Anda penting karena menyangkut masa depan anak-anak di desa tersebut.
Menarik (Interesting): Berita disajikan dengan cara yang menggugah rasa ingin tahu pembaca. Unsur kedekatan, keunikan, atau sisi kemanusiaan (human interest) membuat sebuah peristiwa menjadi menarik.
Kabar baiknya? Hampir semua program KKN yang direncanakan dengan baik telah memenuhi keempat unsur ini. Tugas Anda sekarang adalah merangkainya menjadi sebuah tulisan. Caranya? Dengan formula sakti berikutnya.
2.2. Formula Sakti Jurnalis: 5W + 1H dalam Konteks KKN
Inilah DNA dari setiap berita. Sebuah tulisan baru bisa disebut berita jika mampu menjawab keenam pertanyaan dasar ini. Mari kita bedah satu per satu dengan contoh langsung dari kegiatan KKN.
WHAT (Apa): Peristiwa apa yang terjadi? Sebutkan nama program atau kegiatan Anda secara jelas.
Contoh: Pelatihan pembuatan pakan ternak alternatif dari limbah jagung.
WHO (Siapa): Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
Contoh: Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip), para peternak sapi dari Kelompok Tani "Sido Makmur", dan Kepala Desa Rowosari, Bapak Budi Santoso.
WHERE (Di mana): Di mana lokasi persis kejadiannya?
Contoh: Di balai desa Desa Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
WHEN (Kapan): Kapan peristiwa itu berlangsung? Sebutkan hari dan tanggalnya.
Contoh: Pada hari Sabtu, 28 Juni 2025.
WHY (Mengapa): Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan? Apa latar belakang masalahnya?
Contoh: Kegiatan ini digagas untuk mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga pakan ternak pabrikan yang selama ini dikeluhkan para peternak di Desa Rowosari.
HOW (Bagaimana): Bagaimana proses kegiatan itu berlangsung dan apa hasilnya secara singkat?
Contoh: Mahasiswa memberikan demonstrasi langsung cara mencacah, melakukan fermentasi limbah jagung, hingga menjadi pakan siap saji. Hasilnya, para peternak kini mampu memproduksi pakan secara mandiri dengan biaya yang jauh lebih murah.
Dengan menjawab keenam pertanyaan ini, Anda sudah memiliki semua bahan mentah yang dibutuhkan untuk menulis sebuah berita yang utuh.
2.3. Struktur Piramida Terbalik: Sajikan yang Paling Penting di Awal
Inilah perbedaan paling mendasar antara menulis berita dengan menulis cerpen atau laporan akademis. Dalam jurnalisme, kesimpulan atau informasi paling penting justru diletakkan di awal tulisan. Struktur ini disebut Piramida Terbalik.
Bayangkan sebuah piramida yang dibalik. Bagian terlebar (paling penting) ada di atas, lalu semakin ke bawah semakin mengerucut (kurang penting).
TERAS BERITA (LEAD): Ini adalah paragraf pertama dan paling vital. Teras berita adalah rangkuman super singkat dari keseluruhan peristiwa, yang wajib menjawab unsur-unsur utama 5W+1H. Setelah membaca paragraf pertama, pembaca seharusnya sudah tahu inti dari berita Anda.
Contoh Lead: "Puluhan peternak di Desa Rowosari, Semarang, kini bisa bernapas lega setelah mahasiswa KKN Undip mengajarkan cara membuat pakan alternatif dari limbah jagung, Sabtu (28/6/2025). Pelatihan ini diharapkan dapat menekan biaya produksi ternak yang selama ini melambung tinggi akibat mahalnya pakan pabrikan."
TUBUH BERITA (BODY): Bagian ini berisi penjelasan lebih detail dari apa yang sudah disinggung di teras berita. Di sinilah tempatnya Anda memasukkan:
Kutipan langsung dari narasumber (peternak, kepala desa, ketua KKN).
Data pendukung (misal: perbandingan harga pakan pabrikan vs pakan alternatif).
Detail proses kegiatan (penjelasan singkat tentang cara fermentasi).
Konteks atau latar belakang yang lebih dalam.
KAKI BERITA (LEG): Bagian akhir berita ini berisi informasi tambahan yang sifatnya "jika dibuang tidak akan merusak inti berita". Contohnya:
Informasi tentang sejarah singkat kelompok tani.
Harapan-harapan umum di masa depan.
Informasi tentang program KKN lain yang akan dijalankan.
Mengapa harus Piramida Terbalik? Alasannya ada dua: (1) Menghargai waktu pembaca yang mungkin hanya punya waktu untuk membaca beberapa paragraf awal. (2) Memudahkan editor untuk memotong naskah dari bagian bawah jika halaman tidak cukup, tanpa kehilangan esensi berita.
Dengan memahami formula 5W+1H dan struktur Piramida Terbalik, Anda sudah memegang kunci utama untuk "merakit" bahan mentah dari lapangan menjadi kerangka berita yang kokoh. Di bab selanjutnya, kita akan belajar bagaimana membuat kerangka ini menjadi lebih hidup dan menarik.
Bab 3: Proses Kreatif: Dari Ide Menjadi Naskah
![]() |
Bagaimana cara menemukan angle berita yang tajam? Bab 3 modul babad.id ini memandu proses kreatif mengubah ide KKN menjadi naskah berita yang fokus & menarik. (Ilustrasi babad.id/Gemini) |
Di bab ini, kita akan belajar cara menemukan sudut pandang yang tajam, meracik judul yang memikat, dan menghidupkan naskah dengan suara-suara dari lapangan.
3.1. Menemukan "Angle" (Sudut Pandang) yang Tajam
Bayangkan kegiatan KKN Anda adalah sebuah berlian. Berlian itu memiliki banyak sisi. Jika Anda hanya memotretnya dari atas, mungkin terlihat biasa saja. Tapi jika Anda memutarnya dan menemukan sisi yang paling berkilau saat terkena cahaya, di situlah keindahannya terpancar. Itulah angle atau sudut pandang.
Berhenti melaporkan dengan gaya "Telah dilaksanakan kegiatan...". Mari kita cari sisi paling berkilau dari program Anda.
Berikut adalah beberapa jenis angle yang bisa Anda pilih:
Angle Human Interest (Sisi Kemanusiaan): Ini adalah angle terkuat. Fokus pada kisah satu atau beberapa orang yang hidupnya berubah karena program Anda.
Bukan sekadar: "Mahasiswa KKN melatih warga membuat kerajinan tangan."
Angle Human Interest: "Kisah Ibu Sumiyati, Janda Dua Anak yang Kini Bisa Menyekolahkan Anaknya dari Hasil Menjual Kerajinan Tangan Berkat Pelatihan Mahasiswa KKN."
Angle Problem-Solution (Masalah & Solusi): Tunjukkan dengan jelas masalah yang ada di masyarakat dan bagaimana program KKN Anda hadir sebagai solusinya.
Bukan sekadar: "Program kerja pembuatan lubang biopori."
Angle Problem-Solution: "Langganan Banjir Tiap Hujan, Warga RT 05 Kini Punya Ratusan Lubang Biopori Buatan Mahasiswa KKN."
Angle Keunikan (Uniqueness): Tonjolkan apa yang unik, inovatif, atau berbeda dari program Anda dibandingkan program serupa di tempat lain.
Bukan sekadar: "Edukasi kesehatan gigi pada anak-anak."
Angle Keunikan: "Pakai Media Wayang Kardus, Mahasiswa KKN Ajak Anak Desa Lawan 'Monster' Gigi Berlubang."
Angle Dampak (Impact): Fokus pada hasil nyata dan terukur. Data dan angka adalah sahabat terbaik untuk angle ini.
Bukan sekadar: "Program pemberantasan buta aksara."
Angle Dampak: "Hanya dalam Sebulan, Program KKN Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara di Dusun Cempaka Sebesar 70 Persen."
Pilihlah SATU angle yang paling kuat untuk menjadi benang merah cerita Anda.
3.2. Meracik Judul yang Mengundang Klik (Tanpa Clickbait)
Judul adalah gerbang utama menuju tulisan Anda. Jika gerbangnya kusam dan biasa saja, orang akan enggan masuk. Judul berita yang baik harus aktif, spesifik, dan jujur.
Tips Meracik Judul:
Gunakan Kalimat Aktif: Subjek melakukan sesuatu. (Contoh: "Mahasiswa Sulap Lahan Tidur...")
Spesifik: Hindari kata-kata umum. Sebutkan hasil atau subjeknya langsung.
Tonjolkan Manfaat/Hasil: Apa keuntungan yang didapat masyarakat?
Hindari Clickbait: Jangan membuat judul yang isinya menipu atau tidak sesuai dengan berita.
Mari kita lihat perbandingannya:
3.3. Menulis Teras Berita (Lead) yang "Nendang"
Seperti yang dibahas di Bab 2, Teras Berita atau Lead adalah paragraf pembuka yang merangkum semua informasi penting (5W+1H). Lead yang baik harus selaras dengan judul dan angle yang sudah Anda pilih.
Contoh, jika Anda memilih angle Human Interest dengan judul tentang Ibu Sumiyati:
LEAD: SEMARANG – Senyum Sumiyati (45), seorang ibu tunggal di Desa Rowosari, kini tak pernah lepas dari wajahnya. Sejak mengikuti pelatihan kerajinan daur ulang dari mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebulan lalu, ia kini mampu meraih penghasilan tambahan hingga Rp 500.000 per bulan untuk membiayai sekolah kedua anaknya.
Lihat? Dalam satu paragraf, kita sudah tahu Siapa (Sumiyati, mahasiswa KKN Unnes), Apa (meraih penghasilan dari kerajinan), Di mana (Desa Rowosari), Kapan (sebulan lalu), Mengapa (untuk membiayai sekolah), dan Bagaimana (melalui pelatihan).
3.4. Menghidupkan Cerita dengan Narasumber
Tulisan Anda akan terasa kering dan seperti laporan jika hanya berisi narasi dari Anda. Narasumber memberikan bukti, legitimasi, dan yang terpenting, "nyawa" pada tulisan Anda.
Siapa yang harus diwawancara?
Warga Penerima Manfaat: Suara mereka adalah yang paling penting!
Kepala Desa/Perangkat Desa: Memberikan pandangan resmi dan dukungan pemerintah desa.
Ketua Kelompok KKN: Menjelaskan tujuan dan konsep program secara keseluruhan.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL): Memberikan perspektif akademis dan strategis.
Teknik Wawancara Singkat:
Anda tidak perlu menjadi wartawan profesional. Cukup datang dengan tulus, perkenalkan diri, dan ajukan pertanyaan terbuka. Jangan takut! Warga biasanya sangat senang diajak bicara.
"Permisi Pak/Bu, saya [Nama Anda] dari tim KKN. Boleh minta waktunya sebentar? Kami ingin menulis tentang kegiatan ini."
"Apa yang paling Bapak/Ibu rasakan setelah ada program ini?"
"Sebelumnya, kondisi di sini seperti apa ya, Bu?"
"Harapan Bapak/Ibu untuk ke depannya bagaimana?"
Cara Mengutip:
Tuliskan kutipan mereka apa adanya (kutipan langsung) untuk memberikan warna pada tulisan.
Contoh: "Dulu kalau mau beli pupuk itu mahal sekali, Mas. Sekarang alhamdulillah sudah bisa bikin sendiri, biayanya hampir tidak ada. Sangat membantu sekali," ujar Sutrisno (52), Ketua Kelompok Tani "Sido Makmur", saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Pastikan Anda menulis nama dan jabatan/status narasumber dengan benar. Ini adalah bagian dari etika jurnalistik.
Kini Anda siap untuk mempraktikkan semua jurus ini. Ambil satu program KKN Anda, tentukan angle-nya, buat draf judulnya, dan cobalah wawancara satu orang warga. Anda akan terkejut betapa banyak cerita menarik yang bisa Anda gali.
Bab 4: Perkaya Naskahmu: Bukan Sekadar Tulisan
![]() |
Tingkatkan kualitas berita KKN-mu! Pelajari tips foto jurnalistik, bahasa yang jernih, & etika peliputan untuk naskah profesional dari modul babad.id. (Ilustrasi babad.id/Gemini) |
Di bab ini, kita akan mempelajari cara menambahkan "daging" dan "warna" pada kerangka tulisan Anda melalui foto yang bercerita, bahasa yang jernih, dan etika yang terjaga. Inilah yang akan membedakan berita Anda dari ribuan tulisan lainnya.
4.1. Foto Adalah Nyawa Berita
Pepatah lama mengatakan, "satu gambar bermakna seribu kata". Dalam jurnalisme online, pepatah ini 100% benar. Foto bukan sekadar hiasan, melainkan elemen berita yang sama pentingnya dengan teks. Foto yang bagus mampu menarik perhatian pembaca dalam hitungan detik, menyampaikan emosi, dan memberikan bukti visual atas apa yang Anda ceritakan.
Anda tidak perlu kamera DSLR mahal. Ponsel di saku Anda sudah lebih dari cukup, asalkan Anda tahu cara menggunakannya dengan tepat.
Tips Foto Jurnalistik dengan Ponsel:
Fokus pada Aksi & Interaksi (Bukan Foto Baris-berbaris!)
Hindari: Foto formal di mana semua anggota KKN dan warga berbaris kaku menatap kamera. Foto seperti ini lebih cocok untuk dokumentasi internal, bukan untuk berita.
Lakukan: Abadikan momen ketika kegiatan sedang berlangsung. Potret wajah antusias warga saat menyimak penjelasan. Ambil gambar tangan seorang ibu yang sedang mempraktikkan cara mencangkok tanaman. Potret tawa lepas antara mahasiswa dan anak-anak desa. Foto seperti ini "bercerita".
Perhatikan Pencahayaan
Aturan paling sederhana: pastikan sumber cahaya (matahari, lampu) ada di depan objek Anda, bukan di belakangnya (backlight), agar wajah atau subjek foto tidak gelap. Waktu terbaik untuk memotret di luar ruangan adalah pagi atau sore hari saat cahaya tidak terlalu keras.
Ambil dari Berbagai Sudut (Angle)
Jangan hanya memotret sambil berdiri. Cobalah berjongkok untuk mendapatkan sudut pandang yang setara dengan anak-anak. Ambil foto dari jarak dekat (close-up) untuk menunjukkan detail (misalnya, produk kerajinan yang sedang dibuat). Ambil foto dari jauh (wide shot) untuk menunjukkan suasana dan skala kegiatan.
Wajib Menyertakan Caption (Keterangan Foto)!
Foto tanpa caption akan kehilangan konteksnya. Pembaca tidak tahu siapa, apa, di mana, dan kapan peristiwa dalam foto itu terjadi.
Formula Caption yang Baik: [Siapa] melakukan [Apa], di [Di mana], pada [Kapan].
Contoh Caption:
Seorang mahasiswi KKN dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) (kanan) sedang mendampingi Ibu Lastri (kiri) saat menimbang sampah plastik di Bank Sampah "Maju Mapan", Kelurahan Lamper Tengah, Semarang, pada hari Minggu (29/6/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengelolaan sampah berbasis komunitas.
4.2. Bahasa Jurnalistik: Jelas, Ringkas, dan Mudah Dipahami
Tujuan utama bahasa jurnalistik adalah agar dimengerti, bukan agar terdengar hebat atau akademis. Bayangkan Anda sedang bercerita kepada nenek Anda; gunakan bahasa yang bisa ia pahami dengan mudah.
Gunakan Kalimat Efektif: Buat kalimat yang pendek-pendek dan jelas struktur Subjek-Predikat-Objek-Keterangannya (SPOK). Hindari kalimat majemuk bertingkat yang membuat pembaca kehabisan napas.
Hindari: "Dalam rangka melaksanakan salah satu program kerja utama kami untuk mengoptimalisasikan potensi desa, maka telah kami selenggarakan sebuah kegiatan..."
Gunakan: "Mahasiswa KKN menggelar pelatihan untuk warga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan potensi desa."
Hindari Jargon dan Singkatan Tanpa Penjelasan: Jika Anda terpaksa menggunakan istilah teknis atau singkatan, berikan penjelasan singkat setelahnya.
Contoh: "...program ini fokus pada pencegahan stunting, atau kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis." Atau "Pelatihan ini fokus pada digital marketing atau pemasaran secara online melalui media sosial."
Pilih Kata yang Lugas dan Populer: Ganti kata-kata formal atau "bahasa langit" dengan padanan yang lebih membumi.
Ganti "melaksanakan" dengan "menggelar" atau "mengadakan".
Ganti "mengoptimalisasikan" dengan "meningkatkan" atau "memaksimalkan".
Ganti "audiens" dengan "peserta" atau "warga".
4.3. Etika Peliputan dan Publikasi
Inilah fondasi dari segalanya. Kepercayaan pembaca dibangun di atas etika. Sebagai perpanjangan tangan babad.id di lapangan, menjaga etika adalah sebuah keharusan.
Selalu Minta Izin (Consent): Ini adalah aturan emas. Sebelum memotret wajah seseorang dari dekat, sebelum merekam suara, dan terutama sebelum mengutip pernyataan seseorang dengan menyebut namanya, selalu minta izin terlebih dahulu.
Contoh: "Permisi, Bapak. Saya [Nama], mahasiswa KKN. Pernyataan Bapak tadi sangat bagus, apakah boleh saya kutip untuk tulisan berita kami nanti?"
Jaga Nama Baik dan Martabat Warga: Posisikan diri Anda sebagai mitra, bukan sebagai "penyelamat" yang datang ke desa "terbelakang". Hindari narasi yang merendahkan atau memberi stigma. Ceritakan tentang pemberdayaan dan kolaborasi, bukan tentang belas kasihan.
Verifikasi Informasi (Cek Ulang): Sebelum mengirim naskah, cek kembali semua fakta. Apakah nama narasumber sudah benar ejaannya? Apakah jabatannya sudah tepat? Apakah data angka yang Anda sebutkan sudah akurat? Satu kesalahan kecil bisa merusak kredibilitas seluruh tulisan.
Dengan menambahkan foto yang kuat, menggunakan bahasa yang jernih, dan berpegang pada etika, naskah Anda tidak lagi hanya sekadar laporan, tetapi telah menjadi sebuah karya jurnalistik yang utuh dan bertanggung jawab.
Bab 5: Langkah Terakhir: Finishing dan Pengiriman
![]() |
Pelajari langkah akhir mengirim berita KKN ke babad.id. Dapatkan checklist swasunting, format email yang benar, & info proses redaksi di modul ini. (Ilustrasi babad.id/Gemini) |
Bab terakhir ini adalah panduan Anda untuk melakukan quality control (kendali mutu) dan "mengemas" naskah Anda dengan rapi sebelum dikirimkan ke meja redaksi babad.id. Langkah ini sangat penting untuk memastikan karya Anda mendapatkan kesempatan terbaik untuk dipublikasikan.
5.1. Swasunting (Self-Editing) Sebelum Mengirim
Jangan terburu-buru menekan tombol "kirim" setelah selesai menulis. Beri jeda sejenak, mungkin satu atau dua jam, lalu baca kembali tulisan Anda dengan "mata yang baru". Proses ini disebut swasunting atau self-editing. Anda akan menjadi editor pertama bagi karya Anda sendiri.
Gunakan daftar periksa di bawah ini untuk memandu Anda.
Checklist Wajib Swasunting:
[ ] Judul: Apakah sudah menarik, aktif, dan sesuai dengan isi berita?
[ ] Teras Berita (Lead): Apakah paragraf pertama sudah menjawab unsur-unsur utama 5W+1H?
[ ] Fakta & Data: Apakah ejaan nama narasumber sudah 100% benar? Apakah jabatan, nama desa, dan data angka sudah akurat? (Ini sangat krusial!)
[ ] Alur & Struktur: Apakah naskah sudah mengikuti struktur Piramida Terbalik? Apakah alur ceritanya mudah diikuti?
[ ] Kutipan: Apakah kutipan ditulis dengan benar (menggunakan tanda petik "...")? Apakah sudah ada nama dan status/jabatan narasumber di setiap kutipan?
[ ] Bahasa: Apakah masih ada kesalahan ketik (typo)? Apakah ada kalimat yang terlalu panjang dan berbelit-belit?
Trik Pro: Bacalah tulisan Anda dengan suara keras. Telinga Anda sering kali lebih peka dalam menangkap kalimat yang janggal atau tidak enak dibaca dibandingkan mata Anda.
[ ] Foto: Apakah Anda sudah memilih 1-3 foto terbaik? Apakah Anda sudah menulis caption untuk setiap foto?
5.2. Format Pengiriman Naskah ke babad.id
Agar naskah Anda mudah diidentifikasi dan diproses oleh tim redaksi, mohon ikuti format pengiriman berikut dengan saksama. Kerapian administrasi menunjukkan profesionalitas Anda.
5.3. Apa yang Terjadi Setelah Naskah Dikirim?
Setelah Anda menekan "kirim", apa langkah selanjutnya? Memahami proses redaksi akan membantu Anda mengelola ekspektasi.
Konfirmasi Penerimaan: Anda mungkin akan menerima email balasan otomatis yang menandakan naskah Anda telah kami terima.
Proses Seleksi (Kurasi): Tim redaksi babad.id akan membaca dan menyeleksi semua naskah yang masuk. Kami mencari naskah yang memenuhi kriteria jurnalistik, memiliki angle yang kuat, dan menyajikan cerita yang inspiratif.
Proses Penyuntingan (Editing): Jika naskah Anda terpilih, seorang editor akan menanganinya. Editor mungkin akan memperbaiki tata bahasa, meringkas kalimat, atau mengubah judul agar lebih sesuai dengan standar media. Ini adalah proses yang wajar di semua media profesional, jadi jangan berkecil hati jika tulisan Anda sedikit berubah.
Konfirmasi & Komunikasi: Ada kemungkinan editor akan menghubungi Anda melalui WhatsApp atau email jika memerlukan klarifikasi data atau informasi tambahan. Inilah mengapa nomor HP yang aktif sangat penting.
Publikasi! Jika semua proses lancar, Anda akan menerima kabar gembira bahwa tulisan Anda telah tayang! Tim kami akan mengirimkan tautan beritanya kepada Anda.
Terima kasih telah berjuang hingga tahap akhir. Anda tidak hanya menyelesaikan program KKN, tetapi juga mengambil peran baru sebagai jurnalis kebaikan. Apa pun hasilnya nanti, keterampilan yang Anda pelajari dalam modul ini akan sangat berharga.
Selamat bercerita, Pahlawan Desa!
Modul Praktis Menulis Berita Pengabdian KKN ini telah divalidasi oleh ahli pada 30 Juni 2025.
- Validator Ahli Media: Abdul Arif, M.Pd. (Dosen Teknologi Pendidikan UNNES)
- Validator Ahli Materi: Farida Rachmawati, M.Sos. (Dosen Komunikasi Penyiaran Islam UIN Walisongo)
Posting Komentar